Sudah kuanggap sahabatku


Iya, rumahku beratapkan semesta,
bagiku setiap hari adalah petualangan,
tidur dibuai hangat sinar mentari,
dibangunkan rintik-rintik hujan.

Iya, rumahku hanya berpintukan kain,
semua binatang bebas berlalu-lalang,
anjing pun sudah seperti sahabatku sendiri,
malam datang tidur bersama, pagi pergi tanpa permisi.

Kelaparan adalah menu utama sarapan pagiku,
bising perdebatan pasutri menjadi lauk-pauknya,
kalimat kasar di mana-mana sudah terdengar seperti konser,
bunyi tamparan di pipi adalah tepuk tangannya.

Sudah beberapa hari ini baliho dan spanduk-spanduk partai mulai tumbuh subur di mana-mana,
sepertinya sebentar lagi musim pemilu,
hm? keadaan rumahku masih sangat berantakan,
padahal banyak janji-janji bejat yang siap bertamu.

Aku harus bagaimana?
pintu kainku juga sudah sangat lusuh,
pasti akan semakin rusak jika dilalui para baginda-baginda,
tapi biarlah, anjing-anjing itu sudah kuanggap sahabatku sendiri.

Bagus Abady,
Daya, Mei 2022
Share:

0 Comments:

Posting Komentar