Beberapa hal tidak perlu dijelaskan agar terlihat jelas


Beberapa bulan yang lalu, 
daerahku memasuki musim penghujan,
di mana-mana terasa basah, 
lembab dan dingin. 

Ada yang senang, 
penjual bakso, 
ada yang sedih, 
penjual es krim keliling.

"siapa sih orang bodoh yang mau makan es krim saat hujan seperti ini?" tanya si penjual es krim dalam batinnya. 
"bahkan saya sendiri lebih memilih membeli bakso ketimbang es krim di saat seperti ini" lanjutnya.

Tiba-tiba.
"bang, es krimnya satu" kataku, yang datang di saat hujan sedang deras-derasnya. 
"ternyata memang benar, tidak semua orang itu pintar" batin si penjual es krim.

Si penjual es krim bertanya, 
kenapa aku hanya membeli satu es krim, 
sedangkan aku datang berdua dengan pacarku, 
lantas kujawab "kalau saya bang, mending beli bakso kalau hujan seperti ini", 
si penjual es krimnya hanya tertawa, 
tapi raut muka pacarku seketika datar dan menatapku.

"lihat, bahkan penjual es krimpun tidak mau makan es krim di saat hujan seperti ini" kataku.
"ada beberapa hal yang tidak wajar tapi tetap harus dilakukan tanpa perlu tau bagaimana cara untuk berhenti" jawabmu.

"contohnya?"
"makan es di saat hujan dan mencintaimu"

Si penjual es krim tertawa tipis sambil menatap kami berdua,
seketika suara hujan yang deras tidak terdengar lagi, 
entah karena sudah berhenti, 
atau karena telingaku hanya memilih mendengarkan perkataanmu. 

Kita berdua terdiam, 
tenggelam dalam riang yang hening. 

Kau memandang jalan sambil tersenyum, 
aku tersenyum sambil memandangmu.

Panas terik matahari menyengat tubuhku, membuatku tersadar dari kenangan tentang kita. Sekarang di daerahku telah masuk musim kemarau, suhunya menghangat, yang mendingin sikapmu.

Bagus Abady,
Sudiang, Juni 2021
Share:

The random people in a trash country who are questioning when will 'fvckdemi covidiot' end?


"halo, saya mau bicara Lord?"
"iya dengan saya sendiri, kenapa?"
"begini Lord! saya rakyatmu, ada sedikit masalah"
"wah, masalah apa? coba paparkan"
Demikian sedikit kutipan percakapan antara the Lord dengan the random people in a trash country.

Begini Lord!
Katanya krisis melanda negara kita, 
kalau boleh tau krisisnya di bagian mana? 
kupikir orang-orang di sekitarku baik-baik saja. 

Kalaupun memang krisis, 
hanya ada dua hal yang pantas disebut krisis di negara Lord, 
yang pertama krisis akal sehat dari Lord sendiri,
dan yang kedua krisis etika dari media-media yang isinya hanya berita sampah.

Satu tahun sudah kita lalui, Lord.
Dompetku sudah mengering, 
tapi masih saja aku dipaksa untuk membayar ini itu jika ingin bepergian dengan alibi 'sesuai prokintil kesehatan'.
 
Ini sudah masuk tahun kedua, Lord, 
tenggorokanku sudah mengering, 
tapi masih saja aku dipaksa memekai masker jika ingin kesana kemari dengan alibi 'sesuai prokintil kesehatan'.

.....
Babak pertama seranganmu dimulai, 
satu persatu utusanmu muncul dengan berjuta jurus yang mereka sebut 'kebijakan' yang sama sekali tidak ada bijak-bijaknya. 

Berbulan-bulan perang akhirnya tumbang, utusanmu. 
Karena cemas, akhirnya Lord turun tangan lagi. 

Ultimate dikeluarkan, 
reshuffle kabinet dilakukan. 

Beberapa kursi dilepas, 
beberapanya lagi ditangkap dan dianggap tuntas.

"covid abadi yang fana jabatanmu, oh utusanku" katamu sambil bernyanyi.

Babak kedua seranganmu akhirnya dimulai lagi,
beberepa jurus keluar lagi,
ada yang dalam bentuk kebijakan,
ada juga dalam bentuk video podcast di Youtube dan Televisi, ada yang berjudul 'klarifikasi' dan ada juga yang berjudul 'kontroversi'. 

Tidak seperti seranganmu di gelombang pertama, 
di gelombang kedua ini akhirnya membuahkan hasil, 
yah walaupun dalam wujud Rp. 13 Triliun utang luar negeri.

Sudah masuk extra time, 
kuharap utusanmu tidak kalah lagi, Lord!

.....
Lord! katamu kesehatan rakyat adalah prioritas, 
tapi kenapa utusan-utusanmu malah sibuk saling mengisi tas?

Pagi ini masuk lagi email ke-empat tagihan cicilan motor untuk bulan ini, 
mirisnya, aku membacanya sambil meminum kopi sisa tadi malam yang sudah dipanasi. 

Lord! 
aku dengar bulan ini iuran listrik dimurahkan, 
karena listriknya diambil dari pembangkit listrik tenaga air mata.

Begitu Lord!
"hah?! dari tadi kamu ngomong apa? gak jelas, tolong buka maskernya dulu baru bicara"
"ohiya maaf Lord, tunggu saya buka masker dulu baru saya jelask-"
"......" terputus.

Demikian akhir dari kutipan percakapan antara the Lord dengan the random people in a trash country.

Bagus Abady,
Sudiang, Juni 2021
Share:

Apa benar hujan itu membawa berkah?


Hujan turun sangat deras, 
tapi ada beberapa orang terlihat tetap kering? 
iya wajar saja, 
rumah mereka tidak beratapkan semesta.

Ada sebuah keluarga besar yang hanya beranggotakan dua orang, 
Ipal dan ibunya,
saking besarnya keluarga mereka, 
tidak ada rumah yang dapat menampung mereka kecuali jalanan.

Ipal tidak pernah merasakan yang namanya bersekolah, 
tetapi hari-hari yang ia lalui bagaikan ujian tanpa lembar jawaban,
dihadapkan dengan jutaan pertanyaan, 
yang jawaban hanya 'ya Tuhan, kuatkan'.

Suatu siang hujan turun.

Orang-orang lari berhamburan, 
ada yang masuk ke delam mobilnya, 
ada yang masuk ke dalam rumahnya,
dan ada yang tidak ke mana-mana. 

Ipal bertanya "bu, kok kita tetap diam di sini?"
jawab ibunya "kita juga bisa lari nak, kita juga punya kaki", 
"tapi ada satu yang kita tidak punya, kita tidak punya semua itu" lanjut ibunya.

Ipal hanya tersenyum sambil berdoa dalam hati "ya Tuhan, kuatkan".

Bagus Abady,
Sudiang, Juni 2021
Share:

Hari ini matahari terbit pukul 18.02


Sedari pagi ada yang mengganjal di hati, 
sialnya tentang kita lagi, 
sudah empat tahun berlalu padahal, 
tapi kenapa ingatan tentangmu terkadang datang menghampiri.

Dulu sewaktu pulang dari menemanimu ikut seleksi masuk perkuliahan.

Kamu bercanda kalau sama aku kamu nanti mau minta mobil mewah, 
"tidak usah mewah, yang penting ada seribu unit" kataku, 
"hah, mau apa seribu unit?" tanyamu bingung, 
"aku mau jadi juragan angkot, biar gak usah kerja, biar setiap hari bisa sama kamu" jawabku lagi.

Kamu tersenyum, 
membuatku tidak fokus berkendara, 
aku bingung, 
mau lihat jalanan atau lihat spion kanan motorku yang memantulkan wajahmu.

Hujan mengguyur, 
kita berteduh.

Kamu bertanya kembali tantang obrolan di motor tadi,
"kalau nanti setiap hari kita bersama apakah kita tidak akan merasa bosan?" tanyamu,
"sejak dua bulan yang lalu aku sudah bosan denganmu, tapi tidak tau kenapa aku masih cinta" jawabku,
kamu kaget mengetahui itu.

"kalau bosan kenapa tetap di sini, tetap denganku?" katamu.
"nanti juga pergi kalau aku mau" kataku.
"ih gampang banget yah ngomong gitu!"
"gini, bosan tinggal di rumah bukan berarti harus pindah rumah, kan? tanyaku.
"iya sih" jawabmu dengan muka jutek tapi tetap manis.

"sini dengarkan aku. Sudah kukatakan, pergilah jika ingin pergi, menjauhlah kalau itu yang kamu mau, Kamu berhak atas segala keputusan untuk dirimu, yang tidak berhak itu aku, jika melarangmu pulang ke hati yang pemiliknya adalah aku" kataku sambil menatap kedua bola matamu,
kamu tersenyum dan mengangguk seakan paham.

Sore sudah hampir berlalu,
tapi masih terasa ada yang mengganjal, 
sudahlah, 
pasti masih saja tentang kita. 

Seketika hujan mengguyur perlahan, 
membawa aroma tubuhmu, 
sial teringat lagi. 

Segera aku berlari naik ke atas sebuah jembatan penyebrangan untuk berteduh, 
aku duduk di sudut jembatan itu sambil merenung,
padahal sudah beberapa minggu, 
tapi kenapa ingatan tentangmu memilih terbit sore ini? 

Arghhh! 
sial teringat lagi.

Bagaimana aku tak hancur, 
bayangmu datang bagai racun tanpa penawar, 
untuk hatiku yang sedang tawar.

Bagus Abady
Sudiang, Juni 2021

Share:

Kenapa bangunan itu begitu subur walau tak disiram?


Telah kutebar benih-benih cinta tapi kenapa tak kunjung tumbuh? 
setelah kuperiksan, 
ternyata ia tidak jatuh ke tanah, 
tapi ke betonnya Baginda.

Iya kita semua butuh pembangunan,
iya kita semua butuh fasilitas, 
tapi, kalau semuanya Baginda tutup dengan beton, 
di mana lagi tempat harapan hamba bisa tumbuh? Hidroponik?

Setiap tahun hamba mendengar rencana tentang penghijauan hutan, 
tapi kok yang menghijau malah dompet Baginda,
katanya mau buat berhektar-hektar lumbung padi, 
tapi kok malah rekening Baginda yang kembung lagi.

Hamba pernah mendengar rumor, 
katanya Monas dulu hanya sebuah pohon pisang, 
beberapa tahun belakang hamba baru percaya,
lucu juga. 

Dekat rumah hamba dulu ada seorang kakek tua yang hobi berkebun, 
pernah sekali hamba tanyakan "kakek tanam apa?", 
si kakek menjawab "tanam ubi nak, mumpung ada lahan yang kosong", 
dan betul beberapa bulan kemudian 'simsalabim' tumbuh subur sebuah perumahan.

Ada berita di tv,
Baginda impor beras lagi, 
seperetinya memang benar, 
kita sudah tidak punya tanah lagi untuk ditanami padi.

Di koran juga ada kabar, 
Baginda impor garam juga? 
sepertinya harus kita teliti lagi, 
apa benar kandungan dalam air laut kita itu sampah.

Kata Baginda negeri ini tanah air beta, 
tapi hamba mau punya tanah saja masih harus beli, 
memangnya tanah kita punya siapa sih? 
punya Belanda?

Hamba juga kalau mau air masih harus menggali puluhan meter, 
Baginda gitu amat nyembunyiin airnya.

Sadar-sadarlah Baginda,
kopi yang anda sruput itu buka hasil dari menggiling krikil, 
nasi yang Baginda kunyah juga bukan hasil dari menanam saham. 
Baginda sudah tua.

Sadar-sadarlah sedikit Baginda,
sisakanlah lahan buat tumbuhan itu tumbuh.

Tanamlah pohon untuk investasi oksigen di kala Baginda sekarat nanti, 
lahan kosong juga jangan dibeton semua, 
apa Baginda mau,
mati nanti dikubur di pondasi, mau?

Negeri ini benar-benar sudah maju, 
anak yang waktu kecil mau jadi petani besarnya malah jadi pemborong, 
bagus sih, 
tapi... ah sudahlah.

Tanah air sudah bukan tanah air lagi, 
sudah berganti beton dan besi, 
gedung-gedung lebih subur dari tanaman, 
Baginda kasih pupuk apa? masa iya persenan dan bunga.

Sadar-sadarlah Baginda, 
napasmu sedikit lagi habis,
umurmu sudah tidak muda lagi, 
Malaikat Izrail titip salam.

Miris juga nantinya, 
jika bunga terakhir yang anak Baginda tabur di makam Baginda,
hanyalah kembang imitasi,
yang abadi tidak seperti Baginda.

Bagus Abady,
Sudiang, Juni 2021
Share:

Simpan payungmu


Katamu hidupmu rancu semenjak ada aku,
kau bilang sudah punya payung untuk menghalau derasnya hujan masalah yang akan datang, 
tapi kenapa kok kamu masih tetap basah?

Dari awal sudah kukatakan, 
sabar-sabarlah jika nanti bersamaku. 
Sudah kuberi hati, 
jangan kau minta yang lebih lagi. 

24 jam dalam sehari,
tidak mungkin semua isinya hanya kamu.

Sekarang simpan payungmu, 
hujan telah berlalu, 
pelangimu telah tiba, 
semoga kau bahagia.

Sudah dulu, aku takut kamu flu.

Bagus Abady,
Sudiang, Juni 2021
Share:

Terukir bayangmu dalam ingatan


Belakangan baru kusadari, 
bertemu denganmu adalah kesalahan kecil yang berdampak besar. 
Pertemuan kita singkat tapi rasanya kok, sakit. 

Aku benar-benar menyesal bertemu denganmu,
tapi jika kita tak pernah bertemu, 
mungkin takkan pernah kutahu seperti apa rasanya kesenangan yang menyedihkan. 

Aku juga tak mungkin bisa tahu,
seperti apa rasanya dicintai sosok seindah sakura.

Mungkin memang benar,
tidak ada takdir seindah khayalan.

Waktu berjalan begitu saja, 
meninggalkan sesuatu yang dulu kita sebut kita.

Terkadang aku sendiri, 
di mana sendiri dekat dengan sepi, 
di mana sepi dekat dengan ingatan, 
ingatan tentangmu.

Terkadang juga aku berdua, 
berkencan, 
bercumbu mesra dengan pikiran,
pikiran tentangmu.

Aku heran, 
aku sering berjalan, 
tapi setiap sudut kota yang kujalani, 
yang kudapat hanya bayangmu.

Bagus Abady,
Tamalanrea, Juni 2021
Share:

Kenapa harus pisah bila hati masih cinta?


Jangan melimpahkan kesalahan kepada orang begitu saja, 
introspeksi diri, 
karena tidak ada manusia yang luput dari kesalahan.

Saat seseorang memutuskan pergi, 
bisa saja dia memang yang salah, 
dan memilih usai agar tidak ada hati yang sakit lagi. Atau,

Bisa jadi kamu juga yang salah,
dia sudah berusaha memahamimu, 
dia lelah akhirnya menyerah.
 
Jangan hanya merasa dilukai, 
jika saja tanpa sadar malah lebih sering melukai.

Jadilah yang tidak cepat menyerah untuk tetap bersamaku,
yang terus keras kepala menemaniku berjuang untukmu,
yang tidak mudah pergi, 
yang selalu ingin kembali,
yang mengerti bahwa tidak semuanya berjalan mudah.

Kita selalu butuh saling menguatkan dan saling mendekatkan,
lagi, lagi dan lagi.

Jika nanti kau tak lagi denganku, 
tetaplah percaya bahwa semua yang jatuh tak jatuh begitu saja,
setiap perpisahan tak terjadi begitu saja, 
ada hal-hal yang mungkin tidak kita ketahui, 
atau mungkin saja kita saling mengetahui tapi saling menutup diri.

Pergilah dulu, 
hatimu butuh istirahat,
dan jika kau percaya takdir, 
yakinkan dalam hati kita dipertemukan lagi dikemudian hari.

Bagus Abady
Tamalanrea, Juni 2021
Share: