Kenapa dulu kita harus sedekat itu


Aku tahu tidak ada yang abadi selain perubahan, 
tidak peduli keadaannya,
semua akan berubah, semua akan pergi, 
kuat-kuatlah wahai diri.

Sekarang aku paham bahwa itu adalah bagian dari proses hidup, 
"semua masa ada orangnya dan semua orang ada masanya" 
seperti itu bunyi sebuah quotes yang saya baca di twitter.

"kalau ada masalah, cerita saja" begitu katamu dulu, 
sekarang malah kamu yang jadi masalahnya, lucu juga.

Mungkin aku terlalu naif, 
aku berkata "teruslah melangkah maju",
tapi di satu sisi, aku berharap kau selalu ada di sini,
pergilah tidak usah memikirkanku. 

Selepas kepergianmu aku menyadari suatu hal, 
ada yang selalu bersamaku dan tidak pernah meninggalkanku,
dia sangat dekat denganku, 
belakang ini kami sangat sering berdiskusi tentang apapun, 
hari ke hari kami semakin akrab. 
Yah itulah kami, aku dan pikiranku.

Mungkin ada benar, 
beberapa hal harus dilepaskan agar bisa terus melangkah maju, 
aku setuju tentang itu. 

Aku tidak suka mengekangmu, 
tidak juga suka membatasi ruangmu, 
tapi yang aku sesali, 
kenapa dulu kita harus sedekat itu.

Bagus Abady,
Sudiang, Juli 2021

Share:

Dermaga di sebalah mana?


Saat hari telah di penghujung malam,
kubungkus diri dengan gelisah,
hari-hariku kelam,
tidak ada tempat mengadu selain kepada-Nya.

kuutarakan seluruh perasaanku di sepertiga malam,
kuceritakan semua tentangmu,
perihal sikapmu yang dingin,
dan cintamu yang tak kunjung terlihat.

Ingat, di saat aku pergi,
aku tidak akan kembali walau kau beri janji-janji,
aku menyerah untuk mengejarmu,
aku selesai di malam itu.

Aku hanya bisa berdoa,
siapapun dirimu nanti,
kuharap kau adalah dermaga yang tepat,
tempat bisa kulabuhkan seluruh cintaku.

Bagus Abady,
Sudiang, Juli 2021
Share:

Tiba-tiba denganmu


Dulu kau pernah bertanya kenapa aku mencintaimu, 
aku pernah memberitahumu jangan tanyakan tentang itu,
kita berdua tidak pernah tahu, 
kapan dan sampai kapan kita bisa saling menaruh rasa.

Aku pernah memberimu seluruh duniaku, 
kaupun juga pernah memberiku segenap kepercayaanmu,
kita pernah saling menaruh harap, 
hingga akhirnya apa yang tidak kita harapkan terjadi.

Kita berpisah di ujung kata maaf!. 

Rasa sayang yang besar tertimbun rasa ego yang jauh lebih besar,
hari terakhir kita berjumpa isinya hanya "kamu yang salah" "tidak, kamu yang salah".

Lama tidak kudengar tentangmu.

Sudah sekian lama berlalu,
kita menghilang di antara sapa dan rayu,
sudah lama sejak hari itu, 
kita berganti kata aku dan aku. 

Beberapa hari yang lalu, 
kita yang telah lama layu, 
tumbuh lagi dalam imajiku, 
mengganggu kinerja otakku, apa maumu?!

Kucari kembali kontakmu yang telah lama hilang dari ponselku, 
kuhubungi dan kuajak bertemu, 
beruntungnya kamu mau.

Kita bertemu lagi berujung kata maaf.

Kukatakan padamu, 
masuklah dalam setiap ruang pikirku, 
jamahlah setiap relung di hatiku, 
isinya hanya kita, kita, kita, yang dulu.

Bagus Abady,
Sudiang, Juli 2021
Share: