Menggusur senyum


Sewaktu kecil dulu aku tinggal di sini,
di tempat ini dulu berdiri sebuah kampung yang dihuni ratusan keluarga,
penduduknya sangat baik dan ramah-ramah,
setiap hari yang ada hanya riuh tawa dan senyum hangat para warga.

Dua belas tahun telah berlalu setelah kepindahanku,
aku kembali ke tempat ini setelah mendengar kabar tentang penggusuran.
yang kudapati hanya sebuah plang yang bertuliskan “HATI-HATI KENDARAAN PROYEK KELUAR MASUK”

Di mana teman-temanku?
di mana lapangan bola yang dulu?
di mana warung ibu Sri?
apa ini benar tempat aku tinggal dulu?
kampung ini benar-benar telah digusur.

Seorang petugas keamanan memberitahuku, 
di sini akan dibangun sebuah bandara,
semua warganya telah pindah entah ke mana,
mereka menjual semuanya kepada negara,
setelah tergiur nominal yang tidak terduga.

Sekarang di tempat ini sudah tidak terlihat lagi senyum hangat para warga,
sekarang yang riuh di sini hanya suara alat berat saja,

Aku tidak bisa masuk lebih jauh lagi,
sekeliling tempat ini sudah dipagari kawat duri,
sekarang tempat ini juga sudah jadi milik negara,
negara yang belum melunasi biaya pembebasan lahan para warga.

Bagus Abady,
Sudiang, Mei 2022
Share:

0 Comments:

Posting Komentar