Apa yang membuat kita terus melangkah?



Suatu pagi, aku terbangun dengan keadaan tidak seperti biasanya, dua jam telah terlewati dari waktu bangun normalku.

Kudapati suasana kamar sangat hening, di luar kamar juga seperti tidak ada kehidupan. 

Ada Apa?

Aku bangkit dari singgasana kerajaan mimpiku-kasur. Berjalan menuruni anak tangga satu demi satu, belum juga kutemui kehidupan. "Guk-guk" terdengar suara anjing dari arah garasi. "sejak kapan rumah ini memelihara anjing?" tanyaku dalam hati.

Kenapa?

Kudekati anjing itu, kuelus kepalanya, tanpa ada perlawanan sedikit pun dari anjing itu. "hah?! Sejak kapan aku berani dengan anjing?" tanyaku dalam hati. Aku menyadari ketakutakanku terhadap anjing, dengan tenang dan mencoba tidak panik kulewati anjing itu untuk keluar dari rumahku.

Mengapa?

Suhu seketika berubah dingin, di luar rumah turun hujan salju. "hah? Apakah dalam semalam Indonesia sudah berpindah ke benua Antartika?" tanyaku lagi dalam hati. Setalah mengambil jaket-yang bukan jaket musim dingin- aku berjalan melewati anjing itu lagi lalu keluar dari rumah. Ternyata benar ada hujan salju. "tapi dimana semua orang?"

Aku mulai panik dengan semua keanehan ini, aku berteriak dan berlari kesana-kemari. Prakkkk!!... Aku yang belum terbiasa dengan lantai es tiba-tiba terpeleset.

Seketika aku terbangun dengan keadaan masih di atas singgasana mimpiku. Terlihat jam masih menunjukan pukul 05.43, terdengar suara televisi dari dalam kamar ibuku. Bisa kupastikan semua hal aneh yang terjadi tadi hanyalah mimpi.

Tapi, ada satu hal yang kuketahui setelah melalui semua keanehan tadi. 

"Apa yang membuat kita terus melangkah?"
Jawabannya adalah, Ketidaktahuan.

Bagus Abady,
Sudiang, Mei 2021.
Share:

0 Comments:

Posting Komentar